Kata
pengantar
Alhamdulillah, Puji Syukur tak lupa kita panjatkan
kehadirat Allah SWT karena atas nikmat dan berkat-Nya sehingga makalah kita
yang membahas mengenai “Sejarah Hidup Nabi Adam a.s dan Hawa”.
Adapun
makalah yang ini dibuat, bertujuan agar pembaca mempunyai pengetahuan yang luas
dan memberikan informasi kepada para pembaca agar mengetahui lebih banyak lagi.
Dalam proses pembuatan makalah ini, penulis menyadari
masih banyaknya terdapat kekurangan karenanya kita berharap para pembaca dapat
memberikan apresiasinya, kritik serta saran dari semua pembaca demi perbaikan
tugas ini.
Makassar,
January 2012
Penulis
Bab I
PENDAHULUAN
I.A Latar belakang
Umat islam kita memiliki rukun islam
dan rukun iman. Kita sebagai umat muslim yang taat yang diberikan kelebihan
akal dan fikiran oleh Allah swt. Sudah sepantasnya tahu,mengerti dan
mengamalkan rukun islam dan rukun Iman.
Salah satu dari rukun iman yaitu
Iman kepada Rasul-rasul Allah. Seperti kata pepatah, tak kenal maka tak sayang,
maka dalam makalah ini saya akan membahas Nabi dan juga manusia pertama yaitu
Nabi Adam a.s dan wanita pertama yang diciptakan Allah sebagai pendamping Adam,
yakni Hawa.
I.B Tujuan Penulisan
Mungkin banyak diantara kita yang
masih belum mengetahui betul riwayat hidup nabi Adam a.s dan hawa, oleh sebab
itu makalah ini ditujukan untuk lebih mengetahui sejarah hidup manusia pertama
di bumi.
Bab
II
PEMBAHASAN
II.A Penciptaan Nabi Adam a.s
Setelah Allah s.w.t. menciptakan bumi, langit dan malaikat-malaikatnya,
Allah mau menciptakan pula sejenis makhluk lain yang akan menghuni dan mengisi
bumi serta memeliharanya.
Para malaikat ketika dikabarkan oleh
Allah akan kehendak-Nya menciptakan makhluk itu, mereka risau sekiranya
kehendak Allah menciptakan makhluk yang lain itu akan menyebabkan kekacuaan
atau kelalaian mereka dalam ibadah dan menjalankan tugas atau kerana
pelanggaran yang mereka lakukan tanpa disadari. Berkata mereka kepada Allah
s.w.t.:
"Wahai
Tuhan kita! Untuk apa Tuhan menciptakan makhluk lain selain kita,padahal kita
selalu bertasbih,
bertahmid,
melakukan ibadah dan mengagungkan nama-Mu tanpa henti-henti, sedangkan makhluk
yang Tuhan akan ciptakan dan turunkan ke bumi itu, nescaya akan bertengkar satu dengan
lain, akan saling bunuh-membunuh kerana berebut untuk menguasai kekayaan alam
yang terlihat di atasnya dan terpendam di dalamnya, sehingga akan terjadilah
kerusakan dan kehancuran di atas bumi yang Tuhan ciptakan itu."
Allah berfirman, menghilangkan
kekhuatiran para malaikat itu:
"Aku
mengetahui apa yang kamu tidak ketahui dan Aku sendirilah yang mengetahui
hikmat penguasaan Bani Adam
atas bumi-Ku. Bila Aku telah menciptakannya dan meniupkan roh kepadanya, maka
bersujudlah kamu di hadapan makhluk baru itu sebagai penghormatan dan bukan
sebagai sujud ibadah, kerana Allah s.w.t. melarang hamba-Nya beribadah kepada
sesama makhluk-Nya." [Al-Baqarah 2:30]
Kemudian, diciptakanlah Adam oleh
Allah s.w.t.dari segumpal tanah liat yang kering dan lumpur hitam yang
berbentuk. Setelah disempurnakan bentuknya ditiupkanlah roh ciptaan Tuhan ke
dalamnya dan berdirilah ia tegak menjadi manusia yang sempurna.
II.B Kesombongan Iblis
Ketika semua makhluk syurga sujud
kepada keagungan Allah itu, Iblis membangkang dan enggan mematuhi perintah
Allah kerana merasa dirinya lebih mulia, lebih utama dan lebih agung dari Adam.
Demikian halnya disebabkan Iblis diciptakan dari unsur api sedangkan Adam hanyalah dari tanah dan lumpur. Kebanggaan dengan asal-usulnya
menjadikannya sombong dan tidak layak untuk bersujud menghormati Adam seperti para malaikat yang
lain, walaupun telah diperintah oleh Allah.
Disebabkan oleh kesombongan,
kebongkakan dan keengganan melakukan sujud yang diperintahkan, maka Allah
menghukum Iblis dengan mengusirnya dari syurga dan mengeluarkannya daripada
barisan malaikat disertai kutukan dan laknat yang akan melekat pada dirinya
hingga hari kiamat. Di samping itu, dia telah dijamin sebagai penghuni neraka.
Iblis dengan sombongnya menerima
hukuman Tuhan itu dan dia hanya bermohon agar kepadanya diberi kesempatan untuk
hidup kekal sehingga hari kemusnahan alam. Allah memperkenankan permohonannya
itu. Tanpa berterima kasih dan bersyukur atas pemberian jaminan itu, dia
sebaliknya mengancam akan menyesatkan Adam, sebagai punca terusirnya dia dari
syurga, dan akan datang kepada anak-anak keturunannya dari segala sudut untuk
memujuk mereka meninggalkan jalan yang lurus dan mengikutinya menempuh jalan
yang sesat. Kemudian, Allah berfirman kepada Iblis yang terkutuk itu sambil
melaknatnya. Allah berkata bahwa Iblis tidak akan berjaya menyesatkan hamba-Nya
yang beriman dengan sepenuh hati.
II.C Pengetahuan Adam mengenai nama-nama benda
Allah hendak menghilangkan pandangan
serong para malaikat terhadap Adam dan menyakinkan mereka akan kebenaran
hikmah-Nya yang menyatakan Adam sebagai penguasa bumi, maka diajarkan kepada
Adam nama-nama benda yang berada di alam semesta,
kemudian ditunjukkan benda-benda itu di hadapan para malaikat lalu
memerintahkan malaikat menyebut nama itu untuk kalahkan Adam.
Para malaikat tidak berdaya menyahut
untuk menyebut nama-nama benda yang berada di depan mereka dan mengaku
ketidaktahuaan mereka dengan mengatakan yang mereka tidak memiliki pengetahuan
tentang sesuatu kecuali apa yang Tuhan ajarkan mereka. Adam lalu diperintahkan
oleh Allah untuk memberitahu nama-nama itu kepada para malaikat dan
setelah diberitahu oleh Adam, berfirmanlah Allah kepada mereka bahwa Dia saja
yang mengetahui rahsia langit dan bumi serta mengetahui apa yang zahir dan
tersembunyi.
II.D Tinggi Nabi Adam
Hadis Abu Hurairah r.a katanya:
“
|
Rasulullah s.a.w pernah bersabda: Allah
telah menjadikan Nabi Adam setinggi enam puluh hasta. Setelah
menciptakannya Allah berfirman: Pergi dan berikan salam kepada kumpulan itu.
Mereka adalah sekumpulan Malaikat yang sedang duduk, maka dengarlah jawapan
mereka kepadamu kerana salam itu adalah salam penghormatan untukmu dan
keturunanmu. Maka Nabi Adam pergi dan mengucapkan: السَّلَامُ عَلَيْكُمْ
Mereka menjawab: السَّلَامُ عَلَيْكَ وَرَحْمَةُ اللَّهِ Mereka menambahkan وَرَحْمَةُ
اللَّهِ Maka rupa bentuk setiap manusia yang akan memasuki Syurga adalah
seperti Nabi Adam. Ketinggiannya enam puluh hasta. Setelah Nabi Adam, rupa
bentuk (ketinggian) manusia terus berkurang hingga sekarang
|
”
|
II.E Adam menghuni Syurga
Adam diberi tempat oleh Allah di
syurga dan baginya diciptakanlah Hawa untuk mendampinginya dan menjadi teman
hidupnya, menghilangkan rasa kesepiannya dan melengkapi keperluan fitrahnya
untuk mengembangkan keturunannya. Menurut cerita para ulama, Hawa diciptakan
oleh Allah dari salah satu tulang rusuk Adam yang disebelah kiri pada waktu
beliau masih tidur sehingga ketika beliau terjaga, beliau melihat Hawa sudah
berada di sisinya. Lalu beliau ditanya oleh malaikat:
"Wahai Adam! Apa dan siapakah
makhluk yang berada di sampingmu itu?"
Berkatalah Adam: "Seorang
perempuan." Sesuai dengan fitrah yang telah diilhamkan oleh Allah
kepadanya.
"Siapa namanya?"tanya
malaikat lagi.
"Hawa",jawab Adam.
"Untuk apa Tuhan menciptakan
makhluk ini?",tanya malaikat lagi.
Adam menjawab:"Untuk mendampingiku,
memberi kebahagian kepadaku dan mengisi keperluan hidupku sesuai dengan
kehendak Allah."
Allah berpesan kepada
Adam:"Tinggallah engkau bersama isterimu di syurga, rasakanlah kenikmatan
yang berlimpah-limpah didalamnya, rasailah dan makanlah buah-buahan yang lazat
yang terdapat di dalamnya sepuas hatimu dan nafsumu. Kamu tidak akan mengalami
atau merasa lapar,dahaga ataupun letih selama kamu berada di dalamnya. Akan
tetapi janganlah engkau makan buah kuldi dari pohon ini yang akan menyebabkan
kamu celaka dan termasuk orang-orang yang zalim. Ketahuilah bahwa Iblis itu
adalah musuhmu dan musuh isterimu,ia akan berusaha memujuk kamu dan menyeret
kamu keluar dari syurga sehingga hilanglah kebahagiaan yang kamu sedang nikmati
ini."
II.F Iblis mula bertindak
Sesuai dengan ancaman yang diucapkan
ketika diusir oleh Allah dari Syurga akibat keengganannya dan terdorong pula
oleh rasa iri hati dan hasad dengki terhadap Adam yang menjadi penyebab
sehinggakan dia dikutuk dan dilaknat selama-lamanya serta tersingkir dari
singgahsana kebesarannya. Iblis mula menunjukkan rancangan untuk menyesatkan
Adam dan Hawa yang sedang hidup berdua di syurga yang tenteram, damai dan
bahagia.
Dia menyatakan kepada mereka bahwa
dia adalah kawan mereka dan ingin memberi nasihat dan petunjuk untuk kebaikan
dan mengekalkan kebahagiaan mereka. Pelbagai cara dan kata-kata halus digunakan
oleh Iblis untuk mendapatkan kepercayaan Adam dan Hawa bahwa dia betul-betul
jujur dalam nasihat dan memberi petunjuk kepada mereka. Dia membisikkan kepada
mereka bahwa larangan Tuhan kepada mereka memakan buah-buah yang ditunjukkan
itu adalah kerana dengan memakan buah itu mereka akan menjelma menjadi malaikat
dan akan hidup kekal. Diulang-ulangi bujukkan itu dengan menunjukkan akan
harumnya bau pohon yang dilarang itu dan indah nian bentuk buahnya serta lazat
rasanya. Akhirnya termakanlah pujuk rayu yang halus itu oleh Adam dan Hawa dan
melanggari larangan Tuhan.
Allah mencela perbuatan mereka itu
dan berfirman :
"Tidakkah Aku mencegah kamu
daripada mendekati pohon itu dan memakan buahnya dan tidakkah Aku telah
ingatkan kamu bahwa syaitan itu adalah musuhmu yang nyata."
Adam dan Hawa mendengar firman Allah
itu sedarlah mereka bahwa mereka telah melanggari perintah Allah dan bahwa
mereka telah melakukan suatu kesalahan serta dosa besar. Maka mereka menyesal
dan berkatalah mereka:
"Wahai Tuhan kita! Kita telah
menganiayai diri kita sendiri dan telah melanggari perintah-Mu kerana terikut
pujukan Iblis. Ampunilah dosa kita kerana nescaya kita akan tergolong
orang-orang yang rugi bila Engkau tidak mengampuni dan mengasihi kita."kata adam
II.G Adam dan Hawa diturunkan ke Bumi
Allah telah menerima taubat Adam dan
Hawa serta mengampunkan perbuatan yang mereka telah lakukan. Hal ini demikian
telah melegakan dada mereka dan menghilangkan rasa sedih akibat kelalaian
mereka terhadap peringatan Tuhan mengenai Iblis sehingga terjerumus menjadi
mangsa pujukan dan rayunya yang manis namun beracun itu.
Turunlah
Adam dan Hawa ke bumi menghadapi cara hidup baru yang jauh berlainan dengan
hidup di syurga yang pernah dialami dan yang tidak akan berulang kembali.Mereka
harus menempuh hidup di dunia yang fana ini dengan suka dan dukanya dan akan
menurunkan umat manusia yang beraneka ragam sifat serta tabiat mereka yang
berbeza-beza serta warna kulit dan kecerdasan otaknya.
Alangkah
terkejutnya Adam dan Hawa setibanya di permukaan bumi ini. Sungguh besar perbezaan Syurga
dengan Bumi, seperti perbezaan siang dengan malam.Di lihat Adam dan Hawa
bahawa bumi ini penuh dengan hutan
belantara. Penuh dengan pokok-pokok yang besar dan bercabang cabang.
Di
dalamnya hidup segala macam binatang buas yang selalu hendak menerkam
mangsanya. Singa, harimau, gajah, beruang, ular dan lain-lain sebagainya.
Karena takutnya terhadap binatang buas itu, Adam dan Hawa dengan bersusah
payah, berdaya upaya mencari tempatuntuk bersembunyi. Di salah satu dataran
tinggi, didapati Adam dan Hawa sebuah gua yang agak luas. Di sanalah mereka
menetap dan bersembunyi.
Adam
dan Hawa merasa dahaga dan lapar. Dengan bersusah-payah pula, keduanya harus
keluar dari gua mencari air untuk diminum dan buah-buahan untuk dimakan. Tetapi
tidak semuaair dapat diminum dan tak semua buah dapat dimakan, Ada yang pahit,
masin, masam, dan ada pula yang enak, manis dan gurih. Ya, ternyatalah, bahwa
kehidupan didunia ini beza dengan kehidupan di Syurga dahulu. Kehidupan didunia
ini setiap saat atau detik penuh dengan perjuangan. Setiap saat harus memeras
otak, memeras tenaga dan keringat. Segala macam penderitaan yang berbentuk
dahaga, lapar, bahaya binatang buas dan lain-lain telah dapat menggerakkan akal
dan fikiran Adam dan Hawa, bagaimana mereka dapat membebaskan diri dari
penderitaan itu.
Timbullah
fikiran dalam hatinya untuk menanam pohon-pohon yang buahnya enak dimakan di
sekitar tempat kediamannya, agar dia terhindar dari bahaya binatang-binatang
buas di dalam hutan belukar mencari atau memetik buah-buah yang dia inginkan.
Dengan mempergunakan dahan dahan kayu, tempat di sekitar gua itu ditebasnya.
Dipindahkannya ke situ pokok pokok yang dirasanya enak dimakan buahnya, untuk
menghilangkan laparnya.
1.
Hidup berketurunan
Menurut sesetengah ulama, Nabi Adam dan isterinya Hawa
dikurniakan Allah dengan anak ramai . Dikatakan mereka mempunyai 120 orang
putera puteri . Setiap kali Siti Hawa melahirkan anak pasti akan dikurniakan
anak kembar iaitu seorang lelaki dan seorang perempuan . Menurut
peraturan dan syariat Nabi Adam seperti yang dikehendaki Allah , putera
puterinya akan dijodohkan antara satu sama lain.Kembar pertama yang
dilahirkan oleh Siti Hawa ialah Qabil dan Iklima. Kembar keduanya ialah Habil
dan Labuda . Adik Qabil iaitu Iklima mempunyai rupa paras yang cantik
jelita . Namun, Labuda tidak mempunyai rupa paras yang cantik seperti
kakaknya .Setelah putera puteri baginda meningkat dewasa , Nabi Adam mendapat
satu wahyu yang sangat penting dari Allah . Menurut wahyu tersebut Allah
memerintahkan Nabi Adam menjodohkan putera puterinya secara berselang seli .
Ini bermakna Qabil mestilah berkahwin dengan Labuda dan Habil pula berkahwin
dengan Iklima. Setelah menerima wahyu itu Nabi Adam segera memberitahu putera
puterinya .
2. Kisah Habil dan Qabil
Namun puteranya Qabil
tidak bersetuju dan terus membantah seraya berkata “Ayah! aku tidak
bersetuju dengan keputusan ayah. Akulah yang berhak berkahwin dengan
Iklima kerana dia lahir bersama-sama dengan ku”. Qabil membantah
kerana cemburu dengan terhadap adiknya, Habil. Setelah abangnya diam ,
Habil pula berkata “ Ayah! Aku serahkan perkara ini kepada Allah jika
demikian perintah Allah” . Kata-kata Habil ini membuatkan abangnya itu
bertambah marah .
Nabi Adam diam
mendengarkan kata anaknya itu . Tapi Qabil terus membantah sambil berkata “Tidak
ayah..aku tetap tidak bersetuju…kalau ayah meneruskan juga beerti ayah
mengasihi Habil dan membenciku”. Nabi Adam merasa serba salah dalam
menghadapi masaalah menjodohkan anaknya . Setelah berfikir panjang , Nabi Adam
pun memberi cadangan “ Wahai putera-puteraku..kamu berdualah pergi minta
keputusan dari Allah dengan membawa korban mu masing-masing . Barang siapa
korbannya diterima Allah , maka dia lah yang benar ”
Pada keesokan harinya
kedua-dua putera Nabi Adam itu segera pergi ke tempat yang Nabi Adam sering
sujud kepada Allah . Qabil membawa sehidang buah-buahan dan
tanam-tanamannya yang rosak dan busuk sesuai pekerjaanya sebagai seorang
petani. Maka Habil pula membawa seekor kambing yang paling disayanginya sesuai
pekerjaannya sebagai pengembala. Kedua-duanya meletakkan korban masing-masing
ditempat yang disediakan .Tidak lama kemudian, turunlah api tanpa asap
menyambar korban yang dipersembahkan oleh Habil. Korban Qabil langsung tidak
terusik dan berada di tempatnya . Ini bererti korban Habil diterima dan Habil
lah yang benar dan dialah yang patut berkahwin dengan Iklima . Keputusan
dari Allah ini tidak juga membuat Qabil berasa puas malah dia semakin geram dan
dendam terhadap adiknya .Di saat inilah iblis mula menusukkan jarumnya. Iblis
mula menghasut Qabil agar membunuh Habil dan menghapuskannya terus dari muka
bumi ini.Dengan keputusan dari langit yang menerima korban Habil dan
menolak korban Qabil maka pudarlah harapan Qabil untuk mempersandingkan
Iqlima.tidak puas dengan keputusan itu namun tidak ada jalan untuk menyoalkan.
Ia menyerah dan memerainya dengan rasa kesal dan marah sambil menaruh dendam
terhadap Habil yang akan dibunuh di kala ketiadaan ayahnya.
Ketika Adam hendak
berpergian dan meninggalkan rumah beliau mengamanahkan rumahtangga dan keluarga
kepada Qabil. Ia berpesan kepadanya agar menjaga baik-baik ibu dan
saudara-saudaranya selama ketiadaannya. Ia berpesan pula agar kerukunan
keluarga dan ketenangan rumahtangga terpelihara baik-baik jangan sampai terjadi
hal-hal yang mengeruhkan suasana atau merosakkan hubungan kekeluargaan yang
sudah akrab dan intim.
Qabil menerima pesanan
dan amanat ayahnya dengan kesanggupan akan berusaha sekuat tenaga menyelenggarakan
amanat ayahnya dengan sebaik-baiknya dan sempurna berpergiannya akan mendapat
segala sesuatu dalam keadaan baik dan menyenangkan. Demikianlah kata-kata dan
janji yang keluar dari mulut Qabil namun dalam hatinya ia berkata bahawa ia
telah diberi kesempatan yang baik untuk melaksanakan niat jahatnya dan
melepaskan rasa dendamnya dan dengkinya terhadap Habil saudaranya.
Tidak lama setelah Adam
meninggalkan keluarganya datanglah Qabil menemui Habil di tempat
penternakannya. Berkata ia kepada Habil: "Aku datang ke mari untuk
membunuhmu. Masanya telah tiba untuk aku lenyapkan engkau dari atas bumi
ini."
"Apa salahku?"
tanya Habil. Dengan asalan apakah engkau hendak membunuhku?"
Qabil berkata:"Ialah
kerana korbanmu diterima oleh Allah sedangkan korbanku ditolak yang bererti
bahawa engkau akan mengahwini adikku Iqlima yang cantik dan molek itu dan aku
harus mengahwini adikmu yang buruk dan tidak mempunyai gaya yang menarik
itu."
Habil berkata:
"Adakah berdosa aku bahawa Allah telah menerima korbanku dan menolak
korbanmu? Tidakkah engkau telah bersetuju cara penyelesaian yang diusulkan oleh
ayah sebagaimana telah kita laksanakan? Janganlah tergesa-gesa wahai saudaraku,
mempertaruhkan hawa nafsu dan ajakan syaitan! Kawalah perasaanmu dan fikirlah
masak- masak akan akibat perbuatanmu kelak! Ketahuilah bahawa Allah hanya
menerima korban dari orang-orang yang bertakwa yang menyerahkan dengan tulus
ikhlas dari hati yang suci dan niat yang murni. Adakah mungkin sesekali bahawa
korban yang engkau serahkan itu engkau pilihkannya dari gandummu yang telah
rosak dan busuk dan engkau berikan secara terpaksa bertentangan dengan kehendak
hatimu, sehingga ditolak oleh Allah, berlainan dengan kambing yang aku serahkan
sebagai korban yang sengaja aku pilihkan dari perternakanku yang paling sihat
dan kucintai dan ku serahkannya dengan tulus ikhlas disertai permohonan
diterimanya oleh Allah. Renungkanlah, wahai saudaraku kata-kataku ini dan
buangkanlah niat jahatmu yang telah dibisikkan kepadamu oleh Iblis itu, musuh
yang telah menyebabkan turunnya ayah dan ibu dari syurga dan ketahuilah bahawa
jika engkau tetap berkeras kepala hendak membunuhku, tidaklah akan aku angkat
tanganku untuk membalasmu kerana aku takut kepada Allah dan tidak akan
melakukan sesuatu yang tidak diredhainya.Aku hanya berserah diri kepada-Nya dan
kepada apa yang akan ditakdirkan bagi diriku."
Nasihat dan kata-kata
mutiara Habil itu didengar oleh Qabil namun masuk telinga kanan keluar telinga
kiri dan sekali-kali tidak sampai menyentuh lubuk hatinya yang penuh rasa
dengki, dendam dan iri hati sehingga tidak ada tempat lagi bagi rasa damai,
cinta dan kasih sayang kepada saudara sekandungnya. Qabil yang dikendalikan
oleh Iblis tidak diberinya kesempatan untuk menoleh kebelakang mempertimbangkan
kembali tindakan jahat yang dirancangkan terhadap saudaranya, bahkan bila api
dendam dan dengkin didalam dadanya mulai akan padam dikipasinya kembali oleh
Iblis agar tetap menyala-yala dan ketika Qabil bingung tidak tahu bagaimana ia
harus membunuh Habil saudaranya, menjelmalah Iblis dengan seekor burung yang
dipukul kepalanya dengan batu sampai mati. Contoh yang diberikan oleh Iblis itu
diterapkannya atas diri Habil di kala ia tidur dengan nyenyaknya dan jatuhlah
Habil sebagai korban keganasan saudara kandungnya sendiri dan sebagai korban
pembunuhan pertama dalam sejarah manusia.
Qabil merasa gelisah dan
bingung menghadapi mayat saudaranya.ia tidak tahu apa yang harus diperbuat
dengan tubuh saudaranya yang semakin lama semakin busuk itu. Diletakkannyalah
tubuh itu di sebuah peti yang dipikulnya seraya mundar-mundir oleh Qabil dalam
keadaan sedih melihat burung-burung sedang berterbangan hendak menyerbu tubuh
jenazah Habil yang sudah busuk itu.
Kebingungan dan kesedihan
Qabil tidak berlangsung lama kerana ditolong oleh suatu contoh yang diberikan
oleh Tuhan kepadanya sebagaimana ia harus menguburkan jenazah saudaranya
itu.Allah s.w.t. Yang Maha Pengasih lagi Maha Bijaksana, tidak rela melihat
mayat hamba-Nya yang soleh dan tidak berdosa itu tersia-sia demikian rupa, maka
dipertunjukkanlah kepada Qabil, bagaimana seekor burung gagak menggali tanah
dengan kaki dan paruhnya, lalu menyodokkan gagak lain yang sudah mati dalam
pertarungan, ke dalam lubang yang telah digalinya, dan menutupi kembali dengan
tanah. Melihat contoh dan pengajaran yang diberikan oleh burung gagak itu,
termenunglah Qabil sejenak lalu berkata pada dirinya sendiri: "Alangkah
bodohnya aku, tidakkah aku dapat berbuat seperti burung gagak itu dan mengikuti
caranya menguburkan mayat saudaraku ini?"
Kemudian kembalilah Adam
dari perjalanan jauhnya.Ia tidak melihat Habil di antara putera-puterinya yang
sedang berkumpul. Bertanyalah ia kepada Qabil: "Di manakah Habil
berada?Aku tidak melihatnya sejak aku pulang."
Qabil menjawab:
"Entah, aku tidak tahu dia ke mana! Aku bukan hamba Habil yang harus
mengikutinya ke mana saja ia pergi."
Melihat sikap yang angkuh
dan jawapan yang kasar dari Qabil, Adam dapat meneka bahawa telah terjadi
sesuatu ke atas diri Habil, puteranya yang soleh, bertakwa dan berbakti
terhadap kedua orang tuanya itu. Pada akhirnya terbukti bahawa Habil telah mati
dibunuh oleh Qabil sewaktu peninggalannya.Ia sangat sesal di atas perbuatan
Qabil yang kejam dan ganas itu di mana rasa persaudaraan, ikatan darah dan
hubungan keluarga diketepikan sekadar untuk memenuhi hawa nafsu dan bisikan
yang menyesatkan.
Menghadapi musibah itu,
Nabi Adam hanya berpasrah kepada Allah menerimanya sebagai takdir dan
kehendak-Nya seraya mohon dikurniai kesabaran dan keteguhan iman baginya dan
kesedaran bertaubat dan beristighfar bagi puteranya Qabil.
II.H Kisah Adam dalam Al-Quran
Al-Quran
menceritakan kisah Adam dalam beberapa surah di antaranya surah Al-Baqarah ayat
30 hingga ayat 38 dan surah Al-A'raaf ayat 11 hingga 25.
Contohnya :
وَقَاسَمَهُمَا إِنِّي لَكُمَا لَمِنَ النَّاصِحِينَ
فَدَلَّاهُمَا بِغُرُورٍ فَلَمَّا
ذَاقَا الشَّجَرَةَ بَدَتْ لَهُمَا سَوْآتُهُمَا وَطَفِقَا يَخْصِفَانِ
عَلَيْهِمَا مِنْ وَرَقِ الْجَنَّةِ وَنَادَاهُمَا رَبُّهُمَا أَلَمْ أَنْهَكُمَا
عَنْ تِلْكُمَا الشَّجَرَةِ وَأَقُلْ لَكُمَا إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمَا عَدُوٌّ
مُبِينٌ “Dan
dia (syaitan) bersumpah kepada keduanya. `Sesungguhnya saya adalah termasuk
orang yang memberi nasehat kepada kamu berdua. Maka syaitan membujuk keduanya
(untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah merasai buah
kayu itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya
menutupinya dengan daun-daun syurga. Kemudian Tuhan mereka menyeru mereka:
`Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan Aku katakan
kepadamu:` Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?”
(QS AL-A’raaf:7 ayat 21-22)
II.I Pengajaran yang terdapat dari kisah Adam
Bahwasanya hikmah yang terkandung
dalam perintah-perintah dan larangan-larangan Allah dan dalam apa yang
diciptakannya kadangkala tidak atau belum dapat dicapai oleh otak manusia
bahkan oleh makhluk-Nya yang terdekat sebagaimana telah dialami oleh para
malaikat tatkala diberitahu bahwa Allah akan menciptakan manusia - keturunan
Adam untuk menjadi khalifah-Nya di bumi sehinggakan mereka seakan-akan
keberatan dan bertanya-tanya mengapa dan untuk apa Allah menciptakan makhluk
lain daripada mereka yang sudah taat, rajin beribadat, bertasbih, bertahmid dan
mengagung- agungkankan nama-Nya.
Bahwasanya manusia walaupun telah
dikurniakan kecerdasan berfikir dan kekuatan fisikal dan mental mereka tetap
mempunyai beberapa kelemahan pada dirinya seperti sifat lalai, lupa dan khilaf.
Seperti mana yang telah terjadi pada diri Nabi Adam walaupun beliau telah
menjadi manusia yang sempurna dan dikurniakan kedudukan yang istimewa di syurga
ia tetap tidak terhindar dari sifat-sifat manusia yang lemah itu. Beliau telah
lupa dan mengingkari perintah Allah kepadanya mengenai pohon terlarang itu dan
mengenai Iblis yang menjadi musuhnya dan musuh seluruh keturunannya, sehingga
terperangkap ke dalam tipu daya dan terjadilah pelanggaran pertama yang
dilakukan oleh manusia terhadap larangan Allah.
Bahwasanya seseorang yang telah
terlanjur melakukan maksiat dan berbuat dosa tidakkah sepatutnya mereka berputus
asa dari rahmat dan ampunan Tuhan asalkan mereka sedar akan kesilapan dan
bertaubat serta tidak akan mengulanginya . Rahmat Allah dan maghfirah-Nya dapat
mencakupi segala dosa yang dilakukan oleh hamba-Nya kecuali syirik sekalipun
dosa besar asalkan diikuti dengan kesedaran bertaubat dan pengakuan kesalahan.
Sifat sombong dan bongkak selalu
membawa kepada kerugian dan kebinasaan. Lihatlah Iblis yang turun dari
singgahsananya dilucutkan kedudukannya sebagai seorang malaikat dan diusir oleh
Allah dari syurga dengan disertai kutukan dan laknat yang akan melekat kepada
dirinya sehingga hari Kiamat kerana kesombongannya dan kebanggaaannya dengan
asal-usulnya sehingga dia menganggap dan memandang rendah Nabi Adam dan menolak
untuk sujud menghormatinya walaupun diperintahkan oleh Allah SWT.
BAB
III
PENUTUP
III.A Kesimpulan
Dari makalah di atas kita dapat
mengetahui riwayat hidup salah satu nabi dan rasul yang wajib kita imani. Nabi
yang juga manusia pertama yang sempat menikmati surge tetapi harus diturunkan
ke bumi karena rayuan Iblis.
Maka, kita sebagai anak cucu Adam,
semestinya banyak belajar dari riwayat hidup beliau. Kita harus mempertebal
keimanan kita agar tidak iktu terjurumus dalam bujukan iblis dan menjadi
orang-orang yang merugi.
Sekian dan terima kasih.
1 komentar:
ijin copas :v
Posting Komentar